Tuesday, May 13, 2014

SINOPSIS GEGER CILEGON

SINOPSIS
Nama Cilegon sudah dikenal sejak zaman Kesultanan Banten yang di perintah oleh Sultan Maulana Hasanuddin Panembahan Surosowan (1552-1570). Cilegon terletak di sebelah barat Kesultanan Banten. sampai abad ke IIX belum tercatat keberadaan Cilegon sebagai daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri,melainkan Cilegon dikenal waktu itu sebagai delta pesisir pantai, sebagai daerah pertanian dan nelayan tradisional. 
Banten,1883, Saat itu merupakan peralihan kependudukan Belanda di Banten. Pada Waktu yang bersamaan masyakarakat Banten mengalami 2 (dua) musibah yakni meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda yang menghancurkan beberapa daerah. Kemudian musibah kelaparan,penyakit sampar (pes), dan penyakit binatang ternak (kuku kerbau). Ditengah kemelut yang sedang melanda, pemetrintah Belanda mengeluarkan kebijaksanaan mengaharuskan membunuh kerbau karena takut tertular penyakit.
Sudah berkali-kali Haji Wasyid mengingatkat penduduk meminta selai kepada Allah termasuk perbuatan syirik,namun fatwa Haji Wasyid tidak diindahkan.
Meliahat keadaan ini Haji Wasydi dan  beberapa muridnya menebang pohon pada malam hari.
Kasus inilah yang membawa Haji Wasyid ke depan pengadilan kolonial pada 18 Nopember 1887. Dia dipersalahkan melanggar hak orang lain dan didenda 7,50 gulden. Hukuman yang dijatuhkan menyinggung rasa keagamaan dan harga diri murid-murid. Dan satu lagi yang menyulut api perlawanan adalah dirobohkannya menara musola di Jombang Tengah,atas perintah Asisten Residen Goebels,karena menara yang dipakai mengalunkan adzan setiap hari telah mengganggu ketenangan karena suaranya yang keras.
Haji Wasyid,sebetulnya sudah tau apa yg terjadi di Afdeling Cilegon,Belanda mengambil langkah menikatkan pendapatan pajak para petani,menyoalkan tentang pelaksanaan beribadah di masyarakat,wajahnya tetap dingin mendengar laporan dari Ding samsu dan bergumam
Haji Marjuki adalah guru ngaji yang dengan nama samara Haji Sungeb datang berkunjung ke rumah KH. Wasyid membahas soal dipanggilnya mereka oleh Asisten Residen Goebel ke kantornya.
Haji Wasyid dan Haji Marjuki sudah menemui Gubbel. Leutenan Groundhot melaporkan soal gerakan Haji Wasyid dari mata-matanya.
Bohong!...dia mengajarkan pemberontakan kepada para petani, di mangjarkan jihad kepada orang-orang…dia mengumpulkan orang-orang dan minta bergabung dingan dia…kata Leutenan Groundhot
Nei…nei…nei…stop..! lautenan…,yang bicara itu harus saksi…, bukan you. Panggil saksi kemari.
Leutenan pergi. Gubbel minta Haji Wasyid dan Haji Marjuki untuk duduk menunggu. Pengawal gubbel mondar mandir menunggu sampai waktu ashar tiba, leutenan belum juga datang bawa saksi. Lalu setelah 15.menit kemudian leutenan muncul tidak menemukan si pelapor atau saksi. Haji Wasid dan Haji Marjuki di persilahkan pulang.
Rumah Tubagus Ismail ,berada di luar kota Cilegon, jauh mengarah utara, rumahnya cukup besar, halaman rumah rimbun pepohonan,dibelakang rumah terdapat sawah tadah hujan milik Haji Tubagus Ismail.
Rumah itu luput dari mata-mata Belanda
Diruang dalam telah berkumpul sejumlah pejuang-pejuang Cilegon…tokoh-tokoh tarekat Kadariah,Haji Abdul Karim,dari Gulacir, ia guru tarekat terkemuka dan banyak pengikutnya,ia lebih dikenal Kiai Agung, diantara murid-muridnya hadir juga Haji Sangadeli dari Kaloran,Haji Asnawi dari Bendung Lempuyang,Haji Abubakar dari Pontang.           
Bahwa rencana ini harus di persiapkan, gerakan ini disebut Gerakan Perlawanan, bukan Gerakan Pemberontakan… ini harus dimengerti,terutama kelak bagi anak cucu kita mereka akan dihormat, gerakan perlawanan lebih baik, karena ini negeri kita…dan kita dalam posisi dijajah…, dalam posisi lemah….Kita membantu yg lemah…,kepada siapa?...ya…para petani…pegawe…meraka  yang menghidupi kita, karena ada beras…ada ketelo…,ada binatang piaran…ada ikan di tambak….Tapi mereka yang membanting tulang… justru mereka yang teraniaya oleh Belanda…leh penguasa…oleh pencari untung  yang bermain pat pat gulipat, siapa mereka?...ya penguasa Kolonial Belanda.meraka menari diatas penderitaan orang lain, itu dalam bahasa Belandanya Koroution’…Para petani …sudah lama menunggu siapa yang akan memimpin perjuangannya…siapa yang akan memimpin perlawanannya…Para petani…. mimpi mereka mengharapkan ratu adil….mereka mengharapkan imam Mahdi….sebagai perjuangnnya.
Kita sebagai Ulama…sangat perlu mimpinya para petani jadi kenyataan. ..dan kita perlu menyatakan bahwa kita para Ulama…akan memimpin mereka dalam perjuangannya, dalam perlawanannya, terhadap kolonial Belanda.

CILEGON SIANG-MALAM JUNI 1988
Selama berpuluh tahun silih berganti pejabat,namun sejak pemerintahan Asisten Residen Gubbels, Cilegon menjadi panas,bergejolak,para penatni merasa gerah,karena kebijaksanaannya yang amal diluar nalar manusia,pajak yang tinggi,hukuman diluar batas kemanusiaan. Sehingga toimbul perlawanan dari para petani dan Ulama,dibawah pimpinan Kiai Haji Wasyid pada tanggal,9 Juli 1888
KH.Wasyid mengajarkan mengajaqi dan kepada murid-muridnya
Para petani semakin menderita
Pengajian-pengajian diawasi Belanda
Mata-mata Belanda dimana-mana
Para Ulama bertemu dan membahas soal perlawan terhadap pemerintah Hindia Belanda
     
RUMAH HAJI TUBAGUS ISMAIL – MALAM
      Semangat para pejuang perlawan berkobar. Mereka tinggal nunggu perintah Haji Wasyid.
      Para Ulama,para petani,pejuang menunggu keputusan hari H yg diputuskan Haji Wasid.

      Kita putuskan gerakan penyerbuan ke Kota Cilegon,akan kita laksanakan hari senin malam tanggal,
      9, Juli 1888. Waktu dan tepatnya kita bahas senin setelah bada magrib.


CILEGON,SENIN MALAM,9 JULI 1888
Tepat pada Senin Malam tanggal,9 Juli 1888 bergeraklah dua gelombang perlawan masyarakat dari dua arah, arah dari utara yang dipimin Haji Washid dan di damping Haji Marjuki. Dari arah Selatan dipimping Haji Tubagus Ismail dan didamping Haji Ishak dari desa Saneja
Gerakan yang dipimpin Haji Tubagus lebih cepat mencapai sasaran,mereka berhsil masuk rumah Dumas Juru tulis Asisiten Residen
pasukan Haji Tubagus mengedor pintu rumah Dumas sambil teriak
Dumas kaget dan berlari kearah rumah Jaksa sambil teriak minta tolong,namun sebelum sampai rumah jaksa masa terus merangsek dan berhasil menangkapnya,meski beberpa pejuang tersungkur kena terjangan peluru pistol Dumas
Jaksa pun keluar dan menembakkan pistol kearah pejuang,seseorang tersungkur dan tewas. Masa sambil berteiak mareaksak masuk rumah dan menghansurkannya     Istri Dumas lari dan diselamatkan Ajun Kolektor,Raden Purwadiningrat.
Masa bergerak kearah rumah Patih Pena,beruntung Patih Pena selamat dari amukan masa kerena sedang cuti berobat ke Serang. Masaa melampiaskan kekecewaannya dengan merusak rumah Patih Penna
Pasukan yang dipimpin Haji wasid dan Haji Marjuki menyerang rumah Gubbels,namun Gubbels sedang melaksanakan tugasnya ke Anyer Kidul bersama residen Serang.
Pasukan yang dipinpin Haji Wasyid dan Haji Marjuki bergerak menuju Alun-alun Cilegon dengan semangat berkobar
Pasukan Semut Gatel yang memegang obor dialun-alun menunggu perintah lebih lanjut sambil mempergakan Silat Badrong yang terkenal,diiringi gendang dan gong pengiring. Pesilat Badrong memeragakan silat indah dengan golok terhunus, silat Badrong di pertontonkan.
Paara pesilat atraksi dengan gerakan mengerikan dengan semangat satria menghadapi penjajah
Kelompok dibawah pimpinan Jaro Kajuruan,merangsek ke penjara.
Para Tahanan yg dibebaskan ibut berjuang dengan ditunggani dendam. Mereka mnyerang rumah kepala Gudang Garam Mr,Backet,meskipun mengadakan perlawanan dengan senjata aklhirnya tewas juga ditangan para tahanan yang dibebaskan
Markas besar yg terletak di pasar Cilegon, Haji Wasyid marah kepada para pengikutnya.
Kakang Haji Marjuki…kita banyak mendengar dalam peperangan ini..Banyak orang membalas dendam pada Belanda di luar batas…Mereka membunuh tanpa pandang bulu… anak-anak,kaum istri,opas, perempuan, orang sakit…semua dibantai sampai tewas…Peperangan ini sudah ditunggangi balas dendam, tanpa perhitungan, melupakan misi perjuangan.Sebetulnya Kakang sudah katakana pada kelompok pemimpin…Kita harus menghormati hak-hak mereka sebagai tawanan…(sedih)
Padahal bila mereka ditawan,kita kita mempunyai posisi tawar menawar dengan pihak Belanda.Kakang kecewa!...karena dialah sebagai pemimpin yang harus bertanggung jawab,baik pada pihak lawan maupun pada Allah
Kita pejuang yang beradab, tidak baik bila kita membunuh perempuan,anak-anak, tua renta, apalagi mereka sudah memohon minta jangan dibunuh.Tetapi kenapa banyak jasad anak-anak dan perempuan… ini namanya brutal!...Keji! Dari pihak mana yang melakukan ini?!...Kita ini Pejuang yang di Ridhoi Allah.
Semua diam. Haji Marjuki mencoba menenangkan Haji Wasyid
Berita pembetrontakan
Beita penyerangan gerakan perlawanan masyarakat Ciledon telah didengar oleh Asisten Residen Gubbels,ia sangat murka atas kejadian tersebut,ia khwatir dengan anak dan istrinya
Gubbel dan rombongannya jalan menuju Cilegon dihadang beberapa Belanda yg memeng tidak berani masuk wilayah Cilegon
Gubbel dan lebih dari delapan pasukannya memasuki are rumahnya.
Mayat-mayat bergelimpangan dan berlumur darah
Asisten Residen Gubbels menangis melihat keadaan tersebut,ia hanya membayangkan tubuh keluarga akan naas seprti itu.padahal dalam beberapa bulan ke depan,ia akan ke Batavia melapor kembali ke negerinya karena masa tugasnya di daerah jajahan ini selesai
Haji Tubagus Ismail mengamati dari jauh bersama pasukan dibawah kendalinya.Gubbel yang mengenakan kemeja putih jalan  menuju rumah Bachet,iringi pengawalnya
Tiba-tiba pasukan Ki Abrik dan beberapa pengikutnya menyerang dan membabibuta Gubbel beserta pengawalnya
Ki Abrik yang mempunyai dendam opada Gubbels,karena hari ini ia kan dihukum gantung, menyerang dan membunuh Gubbel penuh dendam. Pasukan Haji Marjuki dan Tubagus Ismail berusaha menghentikan pasukan ki Abrik,tapi tapi sia-sia. Pasukan Ki Abrik melucutklan senjata atas perintah Haji Tubagus Ismail tanpa ngerasa berdosa.
KERESIDENAN BANTEN. SERANG,10 JULI 1888
Keresidenan Banten,yang dijabat E.A.Engenbrecht (18884-1888) sangat marah atas terjadinya pemberontakan itu. Kapiten van deStars,adalah militer karier,Ia awalnya Wakil Komandan Infantrie di Wilayah Karawang, tiga tahun yang lalu ia diperbantukan di Keresidenan Banten di Serang.
SURAT
Asisten Residen Gubbels lari ke rumah Patih Penna,kursi Patih Penna penuh dengan darah, ditengah rumah dimana terdapat meja tgulis kelihatan banyak darah tercecer, Ternyata para pemberointak menyeret Asisten Residen kehalaman rumahnya,nyonya Asisten Residen di temukan mati tercincang,putrnya ditemukan tergeletak dekat mayat ibunya….lalu…


TEKS: CILEGON,11 JULI 1888. Hari Selasa menjelang sore
Haji Wasyid sangat marah mendengar laporan tentang orang-orang bekas tahanan melakukan pembunuhan keji
Guna menghindari agar gerakan perlawanan tidak dimabuk kemanang,dan juga menghindari kelompok yang ikut mendompleng,maka Haji Wasyid menarik pasukan keluar kota Cilegon,di daerah Serdang. Semua pasukan harus keluar Cilegon termasuk kelompok Ki Abrik
Ding Samsu menhentikan perjalanannnya, ia berhenti di dabawah sebuah pohonPasukan yang di pimpin tiga haji itu tidak dapat masuk ke kota Serang,karena didaerah batas luar kota,sudah menunggu pasukan serdadu Belanda menghadang,lengkap dengan persenjataannya, pasukan Belanda itu dipersiapkan untuk masuk ke Cilegon
Angin meniup debu-debu dan menerpa Ding samsu yang sedang duduk istirahatPasukan Infantri yang dipimpin Kapiten van deStar,sudah mulai bergerak menuju Cilegon, mereka tahu didpan menghadang pasukan yang dipimpin Haji Wasyid,namun masih jauh dari sasaran tembak,pasukan Kapiten Van deStar.
Diperjalanan pasukan Belanda dihadang oleh pasukan Haji Usman dari Gudang Batu,Haji Usman dari Tunggak dan Haji Dulgani dari Beji,maka terjadi bentrokan yang pertama kali antara gerakan perlawanan Cilegon dengan Belanda.
Korban pun berjatuhan dikedua belah pihak.
Ding Samsu bangun dari istirahatnya untuk melanjutkan perjalanan
Haji Usman dari Gudang Batu, Haji Usman dari Tunggak,Haji Dulgani dari Beji, bertemu dengan Pasukan Haji Wasyid, dan melaporkan kejadian tersebutr.
Haji Wasyid,segera memberikan perintah kepada Haji Marjuki,Haji Tubagus Ismail,Haji Usman dari GUdang Batu, Haji Usman dari Tunggak,Haji Dulgani dari Beji,dan beberapa Komandan lapangan untuk melaksanakan perintah dan misi perlawannan dengan baik

RUMAH HAJI WASYID –MALAM JULI 1888
Pengejara Haji Wasyid dan Para pengkitanya
Pasukan Belanda dengan Pasukan terlatih dari Banten dibawah Komando Garnisun kota Serang yang bermarkas di di bekas Benteng Speelwiljk Banten, pasukan iru bergerak ke Cilegon sejak tanggal 11 Juli 1888 yang dipimpin Kapiten Hajel
Istri Haji Wasid  Siti Maesaroh,bermurung diri dikamarnya bersama anaknya Siti Hajar. Haji Wasid mendekat lalu berkata
Mayat-mayat para pejuang dan Belanda banyak yg tewas, Ding Samsu berjalan diantara mayat-mayat tersebut.
Para kompeni terus mancari keberadaan Haji Wasyid dan para pengikuitnya
Para penduduk Desa Beji yang masih hidup menangis dan berdoa memohon agar para pejuang dan pimpinannya di beri kekuatan,keselematan dan kesejahtreaan dalam perjuangnnyanya
Diantar puing-puing sisa rumah hang hancur, Siti Maesaroh menangis sambil menggendong putrinya Siti Hajar dan berdoa untuk suaminya Haji Wasyid
Malam itu Haji Wasid dan pasukannya menginap di rumah Haji Nasiman. Pasukan Belanda menyerang rumah Haji Nasiman,dan rumah itu pun dibakar Belanda. Untung Haji Wasid dan pasukannya sudah pergi ke rumah Haji Mahdani
Haji Wasyid dan pasukannya sudah di rumah Haji Mahdani,barulah ia bias meneruskan sisa tidurnya


CILEGON-PAGI
Matarhari baru terbit.12 Juli 1888
Gagasan Pjs Asisten Residen Van deStar membuat surat edaran pun direalisakina.

NARASI RUNNING TEKS. ISI SURAT
Kita kasih ingat kepada segala sahabat yang Tuan Aisiten Residen,Polisi disini berjanji beri upah f.500,-pada siapa yang bias t6angkap atau kasih keterangan dimana tempat tinggal Haji Wasyid,Haji Ismail dan Agus Suradikarta kepala perusuh di Cilegon…

Dan akibat surat edaran itu,rakyat banyak yang memanfaatkan keadaan,ada yang karena takut pada Belanda,da nada juga yang hanya mencari keuntungan

RUMAH HAJI MAHDANI-SORE 13.JULI 1888
Haji Wasyid,Haji Tubagus Ismail dan para pengikitnya akan melanjutkan perjalan


SISI SUNGAI KRENCENG- MALAM, 14.JULI 1888
Ditenda yang dipasang di pinggir sungai krenceng, Haji wasid memberi wejangan kepada para pengikutnya.

Oleh karena itu,saya minta kesetianan saudara-saudara ,diwujudkan,diperlihatkan,dilaksanakan atas nama pemimpinya. Kepada saya sebagai penanggung jawab perjuangan ini, perlu dikatehui, perjuangan ini akan saya pertanggung jawabkan kepada Allah Subhanawata’ala, InsyaAllah.
DI Kawedanan Cilegon, sedang menerema beberapa laporan tenganta keberdaan Haji Wasyid.
Berdasarkan informasi rombongan Haji Wasyid berada di Desa Citangkil,dan rencana penakpakan Haji Wasyid pun sudah dibahas
Tanggal,18,JULI 1888, DI desa Gunung Gudang Batu, Haji Wasyid terenyuh hatinya karna kesetiaan para pengikutnya, Lalu ia duduk menyendiri dan berdoa

Sampai tanggal 20 Juli 1888 Belanda belum berhasil menemukan jejak gerakan pasukan Haji Wasyid.
Pada tanggal 21,Juli 1888 Pasukan Haji Wasyid telah berhasil menyebrangi sungai Cidaun
Tanggal,22 Juli 1888 mereka tiba di Malang Tengah,dan setelah melakukan perjalanan lagi akhirnya pada tanggal 23 Juli 1888 rombongan tiba di Kubang Kidul
Kesokan harinya tanggal 24 Juli 1888 mereka telah sampai di desa Bukit Putri,hari berikutnya tanpa mengenal lelah mereka menerusakan perjalannya,dan pada tanggal,26 Juli mereka tiba di desa Cimoyang
Pada tanggal 28 malam 29 Juli 1888 Belanda mengerahkan pasukanya guna mengepung,memotong alur dan memblokade rombongan Haji wasyid

Dari arah Cilegon melalui Anyer,pasukan Kapiten Chauving de Blot, militer yang betrpengalaman dalam perang anti gerilya dari Jawa,ia diminta Batavia untuk menyelesaikan kasus Haji Wasyid di daerah Keresidenan Banten. Kapiten Chaucing de Blot bergerak menuju Bimoyang dan memblokade jalan menuju utara
Pada tanggal 28 Juli 1888 Pasukan Haji Wasid melanjutkan perjalanan ke Cibungur,dan sampai di Camara pada tanggal,30 JUli 1888,lalu melanjutkan perjalanan menyebarangi sungai Cisiit, dan pada tanggal 31 Juli 1888 pasukan Haji Wasid tidab di Desa Sumur,Cibaliung

Pasukan belanda dapat informasi dari anak buah Ki Uje yang membelot, bahwa Haji Wasid dan penguikitnya berada di Desa Sumur,Cibaliung. Dan setelah menembak mati Anak buah Ki Uje yg membelot tersebut, pasukan belanda menyerbu Desa Sumur,Cibaliung, Belanda mendapat perlawan senget dari Pasukan Haji Tubagus Ismail dan Haji Wasyid, meskipun banyak yang tewas dari kedua belah pihak. Haji Tubagus Ismail menyuruh Haji Wasyid bersembunyi di Goa Cilegong,  Kapiten Veenhuyzen melihat Haji Wasyid mauk goa bersama Ki Uje.


GOA CILEGONG-MALAM
Hahi Wasydi duduk diatas batu dan merasa haus,lalu minta Ki Uje mangambilkan minum di luar Goa. Ia mancapkan tumbakny kemudian buka jubahnya, karena merasa panas, lalu duduk berdoa

Ya Allah,ini mungkin jalan yang Kau Kehendaki, disinilah akhir perjuanganku,di Goa ini, perjuangan membela rakyatku,rakyat yang didzolimi penjajah, Aku rela pupus Ya Allah, perlawananku, akan membangkitkan semangat perjuangan, semangat yang menggelera, semangat yang membara yang tiada akhir ini mungkun sudah cukup, namun keturunanku, rakyatku,akan mengikuti jejakku sekarang ata dimasa mendatang untuk membangun dunianya yang adil dan makmur. Asshaduallahillahail Laullah…Waasaduanna Muham madarasullulah….

Dan tiba-tiba,stelah Haji Wasyid mengusap kedua telapak tangan ke wajahnya, peluru serdadu yg ditembakan ke jubbah Haji Wasid yang tergantung di tumbak,merobek-robek jubbah itu hancur berantakan
Haji Wasyid hanya diam karena ia sudah mengira pasukan Belanda itu datang ke Goa,lalu ia berdiri. Dan tiba-tiba serdadu Belanda menembaki tubuh Haji Wasyid karena gugup dan takut.
Tubuh Haji Wasyid penuh peluru yg menmbus,namun ia tetap senyum pada Kapiten Veenhuyzen seakan memberi isyarat agar Veenhuyzen menyudahi peprangan. Lalu Veenhuyzen menyabut tommbok tri sula milik Haji Wasyid dan menyerang Haji Wasyid.
Haji Wasyid Tewas, Kapiten Veenhuyzen merasa menyesal.

Haji Wasyid Gugu karena diterjang tombak trisul yang diarahkan kedadanya oleh Komandan Pasukan Belanda Kapiten Veenhuyzen,di Goa Cilegong desa Sumur Banten Kidul,tanggal 31 Juli waktu Subuh.

TERIMAKASIH

No comments:

Post a Comment