Nama Cilegon
sudah dikenal sejak zaman Kesultanan Banten yang di perintah oleh Sultan
Maulana Hasanuddin Panembahan Surosowan (1552-1570). Cilegon terletak di
sebelah barat Kesultanan Banten. sampai abad ke IIX belum tercatat keberadaan
Cilegon sebagai daerah yang mempunyai pemerintahan sendiri,melainkan Cilegon
dikenal waktu itu sebagai delta pesisir pantai, sebagai daerah pertanian dan
nelayan tradisional.
Banten,1883,
Saat itu merupakan peralihan kependudukan Belanda di Banten. Pada Waktu yang
bersamaan masyakarakat Banten mengalami 2 (dua) musibah yakni meletusnya Gunung
Krakatau di Selat Sunda yang menghancurkan beberapa daerah. Kemudian musibah
kelaparan,penyakit sampar (pes), dan penyakit binatang ternak (kuku kerbau).
Ditengah kemelut yang sedang melanda, pemetrintah Belanda mengeluarkan
kebijaksanaan mengaharuskan membunuh kerbau karena takut tertular penyakit.
Sudah
berkali-kali Haji Wasyid mengingatkat penduduk meminta selai kepada Allah
termasuk perbuatan syirik,namun fatwa Haji Wasyid tidak diindahkan.
Meliahat
keadaan ini Haji Wasydi dan beberapa
muridnya menebang pohon pada malam hari.
Kasus
inilah yang membawa Haji Wasyid ke depan pengadilan kolonial pada 18 Nopember
1887. Dia dipersalahkan melanggar hak orang lain dan didenda 7,50 gulden.
Hukuman yang dijatuhkan menyinggung rasa keagamaan dan harga diri murid-murid.
Dan satu lagi yang menyulut api perlawanan adalah dirobohkannya menara musola
di Jombang Tengah,atas perintah Asisten Residen Goebels,karena menara yang
dipakai mengalunkan adzan setiap hari telah mengganggu ketenangan karena
suaranya yang keras.
Haji Wasyid,sebetulnya sudah tau apa yg terjadi di
Afdeling Cilegon,Belanda mengambil langkah menikatkan pendapatan pajak para
petani,menyoalkan tentang pelaksanaan beribadah di masyarakat,wajahnya tetap
dingin mendengar laporan dari Ding samsu dan bergumam
Haji Marjuki
adalah guru ngaji yang dengan nama samara Haji Sungeb datang berkunjung ke
rumah KH. Wasyid membahas soal dipanggilnya mereka oleh Asisten Residen Goebel
ke kantornya.
Haji Wasyid
dan Haji Marjuki sudah menemui Gubbel. Leutenan Groundhot melaporkan soal
gerakan Haji Wasyid dari mata-matanya.
Bohong!...dia
mengajarkan pemberontakan kepada para petani, di mangjarkan jihad kepada
orang-orang…dia mengumpulkan orang-orang dan minta bergabung dingan dia…kata
Leutenan Groundhot
Nei…nei…nei…stop..!
lautenan…,yang bicara itu harus saksi…, bukan you. Panggil saksi kemari.
Leutenan
pergi. Gubbel minta Haji Wasyid dan Haji Marjuki untuk duduk menunggu. Pengawal
gubbel mondar mandir menunggu sampai waktu ashar tiba, leutenan belum juga
datang bawa saksi. Lalu setelah 15.menit kemudian leutenan muncul tidak
menemukan si pelapor atau saksi. Haji Wasid dan Haji Marjuki di persilahkan
pulang.
Rumah Tubagus
Ismail ,berada di luar kota Cilegon, jauh mengarah utara, rumahnya cukup besar,
halaman rumah rimbun pepohonan,dibelakang rumah terdapat sawah tadah hujan
milik Haji Tubagus Ismail.
Rumah itu
luput dari mata-mata Belanda
Diruang dalam telah berkumpul sejumlah pejuang-pejuang
Cilegon…tokoh-tokoh tarekat Kadariah,Haji Abdul Karim,dari Gulacir, ia guru
tarekat terkemuka dan banyak pengikutnya,ia lebih dikenal Kiai Agung, diantara
murid-muridnya hadir juga Haji Sangadeli dari Kaloran,Haji Asnawi dari Bendung
Lempuyang,Haji Abubakar dari Pontang.
Bahwa rencana
ini harus di persiapkan, gerakan ini disebut Gerakan Perlawanan, bukan Gerakan
Pemberontakan… ini harus dimengerti,terutama kelak bagi anak cucu kita mereka
akan dihormat, gerakan perlawanan lebih
baik, karena ini negeri kita…dan kita dalam posisi dijajah…, dalam posisi
lemah….Kita membantu yg lemah…,kepada siapa?...ya…para
petani…pegawe…meraka yang menghidupi
kita, karena ada beras…ada ketelo…,ada
binatang piaran…ada ikan di tambak….Tapi mereka yang membanting tulang… justru
mereka yang teraniaya oleh Belanda…leh penguasa…oleh pencari untung yang bermain pat pat gulipat, siapa
mereka?...ya penguasa Kolonial Belanda.meraka menari diatas penderitaan orang
lain, itu dalam bahasa Belandanya Koroution’…Para petani …sudah lama menunggu siapa
yang akan memimpin perjuangannya…siapa yang akan memimpin perlawanannya…Para
petani…. mimpi mereka mengharapkan ratu adil….mereka mengharapkan imam
Mahdi….sebagai perjuangnnya.
Kita sebagai
Ulama…sangat perlu mimpinya para petani jadi kenyataan. ..dan kita perlu
menyatakan bahwa kita para Ulama…akan memimpin mereka dalam perjuangannya,
dalam perlawanannya, terhadap kolonial Belanda.
CILEGON SIANG-MALAM JUNI 1988
Selama berpuluh tahun silih berganti pejabat,namun
sejak pemerintahan Asisten Residen Gubbels, Cilegon menjadi
panas,bergejolak,para penatni merasa gerah,karena kebijaksanaannya yang amal
diluar nalar manusia,pajak yang tinggi,hukuman diluar batas kemanusiaan.
Sehingga toimbul perlawanan dari para petani dan Ulama,dibawah pimpinan Kiai
Haji Wasyid pada tanggal,9 Juli 1888
KH.Wasyid
mengajarkan mengajaqi dan kepada murid-muridnya
Para petani
semakin menderita
Pengajian-pengajian
diawasi Belanda
Mata-mata
Belanda dimana-mana
Para Ulama
bertemu dan membahas soal perlawan terhadap pemerintah Hindia Belanda
RUMAH HAJI TUBAGUS ISMAIL – MALAM
Semangat para pejuang perlawan
berkobar. Mereka tinggal nunggu perintah Haji Wasyid.
Para Ulama,para petani,pejuang menunggu keputusan hari H yg diputuskan
Haji Wasid.
Kita putuskan gerakan penyerbuan ke Kota Cilegon,akan kita laksanakan
hari senin malam tanggal,
9, Juli 1888. Waktu dan tepatnya kita bahas senin setelah bada magrib.
CILEGON,SENIN MALAM,9 JULI 1888
Tepat pada Senin Malam tanggal,9 Juli
1888 bergeraklah dua gelombang perlawan masyarakat dari dua arah, arah dari
utara yang dipimin Haji Washid dan di damping Haji Marjuki. Dari arah Selatan
dipimping Haji Tubagus Ismail dan didamping Haji Ishak dari desa Saneja
Gerakan yang dipimpin Haji Tubagus
lebih cepat mencapai sasaran,mereka berhsil masuk rumah Dumas Juru tulis
Asisiten Residen
pasukan Haji Tubagus mengedor pintu
rumah Dumas sambil teriak
Dumas kaget dan berlari kearah rumah
Jaksa sambil teriak minta tolong,namun sebelum sampai rumah jaksa masa terus
merangsek dan berhasil menangkapnya,meski beberpa pejuang tersungkur kena
terjangan peluru pistol Dumas
Jaksa pun keluar
dan menembakkan pistol kearah pejuang,seseorang tersungkur dan tewas. Masa
sambil berteiak mareaksak masuk rumah dan menghansurkannya Istri Dumas lari dan diselamatkan Ajun
Kolektor,Raden Purwadiningrat.
Masa bergerak
kearah rumah Patih Pena,beruntung Patih Pena selamat dari amukan masa kerena
sedang cuti berobat ke Serang. Masaa melampiaskan kekecewaannya dengan merusak
rumah Patih Penna
Pasukan yang dipimpin Haji wasid dan
Haji Marjuki menyerang rumah Gubbels,namun Gubbels sedang melaksanakan tugasnya
ke Anyer Kidul bersama residen Serang.
Pasukan yang
dipinpin Haji Wasyid dan Haji Marjuki bergerak menuju Alun-alun Cilegon dengan
semangat berkobar
Pasukan Semut Gatel yang memegang obor
dialun-alun menunggu perintah lebih lanjut sambil mempergakan Silat Badrong
yang terkenal,diiringi gendang dan gong pengiring. Pesilat Badrong memeragakan
silat indah dengan golok terhunus, silat Badrong di pertontonkan.
Paara pesilat atraksi dengan gerakan
mengerikan dengan semangat satria menghadapi penjajah
Kelompok dibawah pimpinan Jaro
Kajuruan,merangsek ke penjara.
Para Tahanan yg dibebaskan ibut
berjuang dengan ditunggani dendam. Mereka mnyerang rumah kepala Gudang Garam
Mr,Backet,meskipun mengadakan perlawanan dengan senjata aklhirnya tewas juga
ditangan para tahanan yang dibebaskan
Markas besar yg terletak di pasar
Cilegon, Haji Wasyid marah kepada para pengikutnya.
Kakang Haji Marjuki…kita banyak
mendengar dalam peperangan ini..Banyak orang membalas dendam pada Belanda di
luar batas…Mereka membunuh tanpa pandang bulu… anak-anak,kaum istri,opas, perempuan,
orang sakit…semua dibantai sampai tewas…Peperangan ini sudah ditunggangi balas
dendam, tanpa perhitungan, melupakan misi perjuangan.Sebetulnya Kakang sudah
katakana pada kelompok pemimpin…Kita harus menghormati hak-hak mereka sebagai
tawanan…(sedih)
Padahal bila mereka ditawan,kita kita
mempunyai posisi tawar menawar dengan pihak Belanda.Kakang kecewa!...karena
dialah sebagai pemimpin yang harus bertanggung jawab,baik pada pihak lawan
maupun pada Allah
Kita pejuang yang beradab, tidak baik
bila kita membunuh perempuan,anak-anak, tua renta, apalagi mereka sudah memohon
minta jangan dibunuh.Tetapi kenapa banyak jasad anak-anak dan perempuan… ini
namanya brutal!...Keji! Dari pihak mana yang melakukan ini?!...Kita ini Pejuang
yang di Ridhoi Allah.
Semua diam. Haji Marjuki mencoba
menenangkan Haji Wasyid
Berita pembetrontakan
Beita penyerangan gerakan perlawanan
masyarakat Ciledon telah didengar oleh Asisten Residen Gubbels,ia sangat murka
atas kejadian tersebut,ia khwatir dengan anak dan istrinya
Gubbel dan rombongannya jalan menuju
Cilegon dihadang beberapa Belanda yg memeng tidak berani masuk wilayah Cilegon
Gubbel dan lebih dari delapan
pasukannya memasuki are rumahnya.
Mayat-mayat bergelimpangan dan
berlumur darah
Asisten Residen Gubbels menangis
melihat keadaan tersebut,ia hanya membayangkan tubuh keluarga akan naas seprti
itu.padahal dalam beberapa bulan ke depan,ia akan ke Batavia melapor kembali ke
negerinya karena masa tugasnya di daerah jajahan ini selesai
Haji Tubagus Ismail mengamati dari
jauh bersama pasukan dibawah kendalinya.Gubbel yang mengenakan kemeja putih
jalan menuju rumah Bachet,iringi
pengawalnya
Tiba-tiba pasukan Ki Abrik dan
beberapa pengikutnya menyerang dan membabibuta Gubbel beserta pengawalnya
Ki Abrik yang mempunyai dendam opada
Gubbels,karena hari ini ia kan dihukum gantung, menyerang dan membunuh Gubbel
penuh dendam. Pasukan Haji Marjuki dan Tubagus Ismail berusaha menghentikan
pasukan ki Abrik,tapi tapi sia-sia. Pasukan Ki Abrik melucutklan senjata atas perintah
Haji Tubagus Ismail tanpa ngerasa berdosa.
KERESIDENAN
BANTEN. SERANG,10 JULI 1888
Keresidenan Banten,yang dijabat
E.A.Engenbrecht (18884-1888) sangat marah atas terjadinya pemberontakan itu.
Kapiten van deStars,adalah militer karier,Ia awalnya Wakil Komandan Infantrie
di Wilayah Karawang, tiga tahun yang lalu ia diperbantukan di Keresidenan
Banten di Serang.
SURAT
SURAT
Asisten
Residen Gubbels lari ke rumah Patih Penna,kursi Patih Penna penuh dengan darah,
ditengah rumah dimana terdapat meja tgulis kelihatan banyak darah tercecer,
Ternyata para pemberointak menyeret Asisten Residen kehalaman rumahnya,nyonya
Asisten Residen di temukan mati tercincang,putrnya ditemukan tergeletak dekat
mayat ibunya….lalu…
TEKS: CILEGON,11 JULI 1888. Hari Selasa menjelang sore
Haji Wasyid sangat marah mendengar
laporan tentang orang-orang bekas tahanan melakukan pembunuhan keji
Guna menghindari agar gerakan
perlawanan tidak dimabuk kemanang,dan juga menghindari kelompok yang ikut
mendompleng,maka Haji Wasyid menarik pasukan keluar kota Cilegon,di daerah
Serdang. Semua pasukan harus keluar Cilegon termasuk kelompok Ki Abrik
Ding Samsu menhentikan perjalanannnya,
ia berhenti di dabawah sebuah pohonPasukan yang di pimpin tiga haji itu
tidak dapat masuk ke kota Serang,karena didaerah batas luar kota,sudah menunggu
pasukan serdadu Belanda menghadang,lengkap dengan persenjataannya, pasukan
Belanda itu dipersiapkan untuk masuk ke Cilegon
Angin meniup debu-debu dan menerpa
Ding samsu yang sedang duduk istirahatPasukan Infantri yang dipimpin Kapiten
van deStar,sudah mulai bergerak menuju Cilegon, mereka tahu didpan menghadang
pasukan yang dipimpin Haji Wasyid,namun masih jauh dari sasaran tembak,pasukan
Kapiten Van deStar.
Diperjalanan pasukan Belanda dihadang
oleh pasukan Haji Usman dari Gudang Batu,Haji Usman dari Tunggak dan Haji
Dulgani dari Beji,maka terjadi bentrokan yang pertama kali antara gerakan
perlawanan Cilegon dengan Belanda.
Korban pun berjatuhan dikedua belah
pihak.
Ding Samsu bangun dari istirahatnya
untuk melanjutkan perjalanan
Haji Usman dari Gudang Batu, Haji
Usman dari Tunggak,Haji Dulgani dari Beji, bertemu dengan Pasukan Haji Wasyid,
dan melaporkan kejadian tersebutr.
Haji Wasyid,segera memberikan perintah
kepada Haji Marjuki,Haji Tubagus Ismail,Haji Usman dari GUdang Batu, Haji Usman
dari Tunggak,Haji Dulgani dari Beji,dan beberapa Komandan lapangan untuk
melaksanakan perintah dan misi perlawannan dengan baik
RUMAH HAJI WASYID –MALAM JULI 1888
Pengejara Haji Wasyid dan Para
pengkitanya
Pasukan Belanda dengan Pasukan
terlatih dari Banten dibawah Komando Garnisun kota Serang yang bermarkas di di
bekas Benteng Speelwiljk Banten, pasukan iru bergerak ke Cilegon sejak tanggal
11 Juli 1888 yang dipimpin Kapiten Hajel
Istri Haji Wasid Siti Maesaroh,bermurung diri dikamarnya
bersama anaknya Siti Hajar. Haji Wasid mendekat lalu berkata
Mayat-mayat para pejuang dan Belanda
banyak yg tewas, Ding Samsu berjalan diantara mayat-mayat tersebut.
Para kompeni terus mancari keberadaan
Haji Wasyid dan para pengikuitnya
Para penduduk Desa Beji yang masih
hidup menangis dan berdoa memohon agar para pejuang dan pimpinannya di beri
kekuatan,keselematan dan kesejahtreaan dalam perjuangnnyanya
Diantar puing-puing sisa rumah hang
hancur, Siti Maesaroh menangis sambil menggendong putrinya Siti Hajar dan
berdoa untuk suaminya Haji Wasyid
Malam itu Haji Wasid dan pasukannya
menginap di rumah Haji Nasiman. Pasukan Belanda menyerang rumah Haji
Nasiman,dan rumah itu pun dibakar Belanda. Untung Haji Wasid dan pasukannya
sudah pergi ke rumah Haji Mahdani
Haji Wasyid dan pasukannya sudah di
rumah Haji Mahdani,barulah ia bias meneruskan sisa tidurnya
CILEGON-PAGI
Matarhari baru terbit.12 Juli 1888
Gagasan Pjs Asisten Residen Van deStar
membuat surat edaran pun direalisakina.
NARASI RUNNING TEKS. ISI SURAT
Kita kasih ingat kepada segala sahabat
yang Tuan Aisiten Residen,Polisi disini berjanji beri upah f.500,-pada siapa
yang bias t6angkap atau kasih keterangan dimana tempat tinggal Haji Wasyid,Haji
Ismail dan Agus Suradikarta kepala perusuh di Cilegon…
Dan akibat surat edaran itu,rakyat
banyak yang memanfaatkan keadaan,ada yang karena takut pada Belanda,da nada
juga yang hanya mencari keuntungan
RUMAH HAJI MAHDANI-SORE 13.JULI 1888
Haji Wasyid,Haji Tubagus Ismail dan
para pengikitnya akan melanjutkan perjalan
SISI SUNGAI KRENCENG- MALAM, 14.JULI 1888
Ditenda yang dipasang di pinggir
sungai krenceng, Haji wasid memberi wejangan kepada para pengikutnya.
Oleh karena itu,saya minta kesetianan
saudara-saudara ,diwujudkan,diperlihatkan,dilaksanakan atas nama pemimpinya.
Kepada saya sebagai penanggung jawab perjuangan ini, perlu dikatehui,
perjuangan ini akan saya pertanggung jawabkan kepada Allah Subhanawata’ala,
InsyaAllah.
DI Kawedanan Cilegon, sedang menerema
beberapa laporan tenganta keberdaan Haji Wasyid.
Berdasarkan informasi rombongan Haji
Wasyid berada di Desa Citangkil,dan rencana penakpakan Haji Wasyid pun sudah
dibahas
Tanggal,18,JULI 1888, DI desa Gunung Gudang Batu, Haji Wasyid terenyuh hatinya karna kesetiaan para pengikutnya, Lalu ia duduk menyendiri dan berdoa
Tanggal,18,JULI 1888, DI desa Gunung Gudang Batu, Haji Wasyid terenyuh hatinya karna kesetiaan para pengikutnya, Lalu ia duduk menyendiri dan berdoa
Sampai tanggal 20 Juli 1888 Belanda
belum berhasil menemukan jejak gerakan pasukan Haji Wasyid.
Pada tanggal 21,Juli 1888 Pasukan Haji
Wasyid telah berhasil menyebrangi sungai Cidaun
Tanggal,22 Juli 1888 mereka tiba di
Malang Tengah,dan setelah melakukan perjalanan lagi akhirnya pada tanggal 23 Juli
1888 rombongan tiba di Kubang Kidul
Kesokan harinya tanggal 24 Juli 1888
mereka telah sampai di desa Bukit Putri,hari berikutnya tanpa mengenal lelah
mereka menerusakan perjalannya,dan pada tanggal,26 Juli mereka tiba di desa
Cimoyang
Pada tanggal 28 malam 29 Juli 1888
Belanda mengerahkan pasukanya guna mengepung,memotong alur dan memblokade
rombongan Haji wasyid
Dari arah Cilegon melalui Anyer,pasukan
Kapiten Chauving de Blot, militer yang betrpengalaman dalam perang anti gerilya
dari Jawa,ia diminta Batavia untuk menyelesaikan kasus Haji Wasyid di daerah
Keresidenan Banten. Kapiten Chaucing de Blot bergerak menuju Bimoyang dan
memblokade jalan menuju utara
Pada tanggal 28 Juli 1888 Pasukan Haji
Wasid melanjutkan perjalanan ke Cibungur,dan sampai di Camara pada tanggal,30
JUli 1888,lalu melanjutkan perjalanan menyebarangi sungai Cisiit, dan pada
tanggal 31 Juli 1888 pasukan Haji Wasid tidab di Desa Sumur,Cibaliung
Pasukan belanda dapat informasi dari anak
buah Ki Uje yang membelot, bahwa Haji Wasid dan penguikitnya berada di Desa
Sumur,Cibaliung. Dan setelah menembak mati Anak buah Ki Uje yg membelot
tersebut, pasukan belanda menyerbu Desa Sumur,Cibaliung, Belanda mendapat
perlawan senget dari Pasukan Haji Tubagus Ismail dan Haji Wasyid, meskipun
banyak yang tewas dari kedua belah pihak. Haji Tubagus Ismail menyuruh Haji
Wasyid bersembunyi di Goa Cilegong,
Kapiten Veenhuyzen melihat Haji Wasyid mauk goa bersama Ki Uje.
Hahi Wasydi duduk diatas batu dan
merasa haus,lalu minta Ki Uje mangambilkan minum di luar Goa. Ia mancapkan
tumbakny kemudian buka jubahnya, karena merasa panas, lalu duduk berdoa
Ya Allah,ini mungkin jalan yang Kau
Kehendaki, disinilah akhir perjuanganku,di Goa ini, perjuangan membela
rakyatku,rakyat yang didzolimi penjajah, Aku rela pupus Ya Allah, perlawananku,
akan membangkitkan semangat perjuangan, semangat yang menggelera, semangat yang
membara yang tiada akhir ini mungkun sudah cukup, namun keturunanku,
rakyatku,akan mengikuti jejakku sekarang ata dimasa mendatang untuk membangun
dunianya yang adil dan makmur. Asshaduallahillahail Laullah…Waasaduanna Muham
madarasullulah….
Dan tiba-tiba,stelah Haji Wasyid
mengusap kedua telapak tangan ke wajahnya, peluru serdadu yg ditembakan ke
jubbah Haji Wasid yang tergantung di tumbak,merobek-robek jubbah itu hancur
berantakan
Haji Wasyid hanya diam karena ia sudah
mengira pasukan Belanda itu datang ke Goa,lalu ia berdiri. Dan tiba-tiba
serdadu Belanda menembaki tubuh Haji Wasyid karena gugup dan takut.
Tubuh Haji Wasyid penuh peluru yg
menmbus,namun ia tetap senyum pada Kapiten Veenhuyzen seakan memberi isyarat
agar Veenhuyzen menyudahi peprangan. Lalu Veenhuyzen menyabut tommbok tri sula
milik Haji Wasyid dan menyerang Haji Wasyid.
Haji Wasyid Tewas, Kapiten Veenhuyzen
merasa menyesal.
Haji Wasyid Gugu karena diterjang
tombak trisul yang diarahkan kedadanya oleh Komandan Pasukan Belanda Kapiten
Veenhuyzen,di Goa Cilegong desa Sumur Banten Kidul,tanggal 31 Juli waktu Subuh.
TERIMAKASIH
No comments:
Post a Comment